Sunday 14 February 2016

PERCOBAAN TELUR DALAM CUKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Telur merupakan sumber protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Sebagai penghasil protein hewani, telur menjadi sarapan wajib bagi mereka yang bekerja seharian terutama anak-anak usia pertumbuhan. Telur yang lazim dikonsumsi oleh masyarakat merupakan telur yang dihasilkan dari kelompok aves atau unggas. Telur dilindungi oleh cangkang yang keras dan padat. Bagian yang biasa dikonsumsi dari telur adalah bagian dalam. Padahal cangkang telur pun bisa diolah menjadi tepung yang bisa dikonsumsi. Asam cuka atau asam asetat merupakan salah satu bahan pangan yang memberikan rasa asam pada makanan. Asam asetat termasuk ke dalam golongan asam lemah yang digunakan sebagai pelunak air dan pengatur keasaman dalam industri makanan.
Kita pasti pernah melihat iklan pasta gigi yang menayangkan uji coba telur dan asam asetat atau asam cuka. Dalam iklan tersebut kita bisa melihat telur yang direndam dengan asam cuka menjadi lembek dan cangkang menjadi retak. Kita pasti berpikir perubahan pada telur tersebut merupakan cara agar produk pasta gigi menjadi laris. Tanpa kita ketahui perubahan tekstur pada telur dan cangkang telur ternyata dipengaruhi oleh asam cuka. Zat apakah yang terkandung di dalam cangkang telur dan mengapa teksturnya berubah akan diketahui berdasarkan hasil pengamatan praktikum reaksi kimia cangkang telur dan asam cuka.
Dewasa ini telah banyak ide-ide kreatif yang bermunculan guna menarik perhatian para pembeli untuk membeli produk-produk tertentu. Pewarnaan merupakan salah satu cara para produsen untuk menarik perhatian konsumen. Misalnya saja pewarnaan atau pelukisan  pada cangkang telur sebagai salah satu pajangan atau hiasan lemari. Bagaimana bisa warna dari pewarna makanan ataupun cat bisa melekat pada cangkang telur dan bagaimana warna yang ditimbulkan mencolok. Kita tentu tidak mengetahui mengapa warnanya bisa mencolok dan bahan apa yang ditambahkan sehingga warna menjadi mencolok. Melalui hasil pengamatan dari praktikum pewarnaan pada cangkang telur kita akan mengetahui mengapa warna pada cangkang telur bisa mencolok dan indah.





1.2.   Rumusan Masalah
1.2.1.      Bagaimanakah reaksi antara cangkang telur dan asam cuka?
1.2.2.      Bagaimanakah kandungan cangkang telur?
1.2.3.      Bagaimanakah pengaruh cuka pada pewarnaan cangkang telur?
1.2.4.      Bagaimanakah zat yang dihasilkan dari reaksi cuka dan cangkang telur?

1.3.  Tujuan Penelitian
1.3.1.      Untuk mengamati reaksi yang terjadi pada asam cuka dan cangkang telur
1.3.2.      Untuk mengetahui pengaruh asam cuka terhadap cangkang telur
1.3.3.      Untuk mengetahui peran asam cuka terhadap pewarnaan cangkang telur
1.3.4.      Untuk mengetahui perbedaan warna cangkang telur yang diberi cuka dan tidak

1.4.  Manfaat Penelitian
1.4.1.      Sebagai pembuktiaan bahwa asam cuka bersifat korosif
1.4.2.      Sebagai bahan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifat asam dan reaksinya dengan kulit telur
1.4.3.      Sebagai sumber pengetahuan mengenai pewarnaan dan reaksi cangkang telur dan asam cuka

1.5.  Hipotesis
1.5.1.      Telur akan mengapung ketika direndam air cuka karrena cuka membuat telur menjadi ringan
1.5.2.      Warna telur akan lebih pekat jika ditambahkan cuka karena cuka mengikat warna dan membuat telur menyarap warna dengan baik





BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Asam Cuka
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Namun seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis (menyerap air dari atmosfer) tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format.
Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air.(Wikipedia.com)

2.2.  Cangkang Telur
Cangkang telur atau yang dikenal dengan kulit telur dianggap sebagai sampah yang tidak berguna. Padahal cangkang telur yang mengandung kalsium yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. Di dalam kulit telur terdapat kandungan nutrisi seperti kalsium, zat besi, dan mineral lainnya yang bisa dijadikan pakan ternak. Kandungan cangkang telur diantaranya 95% kalsium karbonat (CaCO3), pospor, dan protein raantai tinggi mendekati 5%, sedikit kitin, chitosan 0,05 %.
Cangkang telur memiliki rumus kimia CaCO3. CaCO3 dapat bereaksi dengan larutan CH3COOH atau asam cuka. Sama halnya seperti batu gimpang atau batu kapur yang tersusun atas CaCO3 akan menimbulkan bau gas jika diberi asam. Senyawa lain yang terdapat di dalam cangkang telur di antaranya MgCO3, CaSO4 dan bahan organik.





2.3.  Reaksi Asam Cuka dan Cangkang Telur
Saat cangkang telur direndam didalam air cuka, kalsium karbonat bereaksi dengan air cuka membentuk garam kalsium karbonat larut sehingga yang tersisa adalah protein pengikat yang elastis karena kulit telur rentan terhadap asam cuka, seperti yang kita tahu jika asam dapat merusak suatu benda dan merubah ketebalannya. Jadi asam cuka ini merombak kalsium dikulit telur dan melunakkannya, sehingga bagian kulit telur yang cukup lama terkena asam cuka akan melembek. Karena cuka dikategorikan dalam zat-zat asam, berarti cuka memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu komponen utama penyusun kulit telur. Kulit telur sebagian besar terbuat dari kalsium karbonat, dengan menggunakan asam maka kulit ini larut, tidak hanya dengan asam cuka tetapi dengan HCL atau H2SO4 pun ini bisa terjadi. Cangkang telur (CaCO3) yang bereaksi dengan asam cuka (CH3COOH) memiliki persamaan reaksi :
CaCO3(s) + 2 CH3COOH(aq)                 Ca(CH3COO)2(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Cangkang telur yang bereaksi dengan asam asetat menimbulkan keretakan pada cangkang telur dengan jangka waktu tertentu. Cepat atau lambatnya pengelupasan sebenarnya tergantung pada kuat lemahnya suatu asam. CH3COOH yang merupakan asam lemah membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mengelupasi kulit telur. Air cuka berpengaruh terhadap kelunakan serta keringanan kulit telur. Semakin banyak air cuka yang diberikan pada kulit telur, maka kulit telur tersebut akan cepat mengapung dan menjadi lunak, dan akhirnya mengelupas. Karena cuka dikategorikan dalam zat-zat asam, berarti cuka memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu komponen utama penyusun kulit telur.
           
2.4.  Jenis-jenis Reaksi Kimia
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan perubahan senyawa kimia(wikipedia.org). Reaksi kimia adalah transformasi atau perubahan dalam struktur molekul atau senyawa menjadi senyawa atau molekul lain. Reaksi ini bisa menghasilkan penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih besar maupun penguraian molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil. Tanda-tanda terjadinya reaksi kimia yaitu terjadinya perubahan warna, suhu, pembentukan endapan, serta gas.
Beberapa jenis reaksi kimia berdasarkan bagaimana cara atom tersusun kembali pada hasil reaksi kimia diantaranya :


a)      Reaksi Pembakaran
Reaksi pembakaran adalah reaksi antara suatu zat dengan oksigen menghasilkan zat yang jenisnya baru dan panas. Reaksi pembakaran dapat menimbulkan api bahkan ledakan. Pembakaran bahan bakar pada umumnya menghasilkan karbondioksida, uap air dan sejumlah energi.



b)      Reaksi Kombinasi
Reaksi kombinasi seringkali disebut reaksi reduksi-oksidasi (redoks) yang merupakan unsur bebas. Dalam reaksi oksidasi dapat dijumpai ketika dua atau lebih reaktan menjadi zat baru. Reaksi reduksi terjadi ketika suatu zat kehilangan oksigen. Contoh reaksi kombinasi (penggabungan) misalnya padaa reaksi antara besi dengan belerang (sulfur) menghasilkan senyawa besi sulfida.

c)      Reaksi Penguraian
Reaksi ini merupakan kebalikan dari reaksi penggabungan. Dalam reaksi ini suatu zat terurai menjadi dua atau lebih zat baru. Misalnya pada proses elektrolisis air menjadi gas hidrogen(H2) dan gas oksigen (O2) dengan menggunakan listrik.

d)     Reaksi Penggantian
Ø  Reaksi Penggantian Tunggal, terjadi apabila sebuah unsur menggantikan kedudukan unsur lain dalam suatu reaksi kimia. Misalnya reaksi antara kawat tembaga yang dicelupkan ke dalam larutan perak nitrat. Karena tembaga lebih aktif dari pada perak, maka tembaga menggantikan kedudukan perak membentuk larutan Tembaga(II) nitrat.
Ø  Reaksi Penggantian Rangkap, dapat terjadi pada penggantian ion antar atom atau senyawa misalnya pada proses reaksi antara asam klorida (HCl) dengan natrium hidrosida (NaOH) akan menghasilkan garam dapur (NaCl) dan air (H2O).
e)      Reaksi Metatesis
Ø  Reaksi Pengendapan, suatu proses reaksi yang membentuk endapan.
Ø  Reaksi Netralisasi, merupakan reaksi antara asam dan basa yang menghasilkan garam dan air.
Ø  Reaksi pembentukan gas, reaksi kimia yang pada produknya dihasilkan gas.

2.5.  Pewarnaan Cangkang Telur
Pewarna makanan merupakan benda bewarna yang memiliki afinitas kimia terhadap makanan yang diwarnainya. Bahan pewarna umumnya berbentuk cair dan bubuk yang larut di dalam air. Untuk mewarna sebuah benda, molekul-molekul pewarna harus menempel pada permukaan benda. Penempelan ini dipengaruhi oleh perbedaan muatan antar molekul. Pewarna tertarik pada kulit telur karena ada perbedaan muatan listrik antara molekul pewarna dan muatan listrik molekul di luar kulit telur. Cuka (asam asetat) dan air bereaksi dengan lapisan molekul protein yang menutupi permukaan kulit telur sehingga permukaan mejadi bermuatan positif dan menarik molekul-molekul pewarna yang bermuatan negatif. Beberapa molekul masuk dalam sela-sela kulit.

2.6.  Peristiwa Osmosis
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.









BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
            Kegiatan I : Reaksi Antara Cangkang Telur dan Asam Cuka
Alat
Bahan
Gelas Kimia 250 mL
Telur itik rebus
Pengaduk
Asam cuka 20%

            Kegiatan II : Pewarnaan pada Cangkang Telur
Alat
Bahan
2 buah Gelas Kimia 250 mL
2 butir telur itik rebus
1 buah Gelas Kimia 500 mL
Pewarna makanan (warna ungu)
Pengaduk
Air
Sendok Teh
Asam cuka
Gelas ukur


3.2. Langkah Kerja
            Kegiatan I : Reaksi Antara Cangkang Telur dan Asam Cuka
1)      Memasukkan satu butir telur itik yang telah direbus selama + 15 menit ke dalam gelas kimia berukuran 250mL.
2)      Menuangkan larutan asam cuka 20% ke dalam gelas kimia hingga telur terendam sempurna.
3)      Mengamati reaksi yang terjadi pada cangkang telur dan asam cuka hingga cangkang mengalami pengelupasan
Kegiatan II : Pewarnaan pada Cangkang Telur
1)      Mengisi gelas kimia besar dengan air sebanyak 500mL, lalu menambahkan 1 sendok teh pewarna makanan (warna ungu) dan mengaduknya hingga rata.
2)      Menuangkan larutan berwarna ungu tersebut ke dalam 2 buah gelas kimia ukuran 250mL sebanyak masing-masing 200mL.
3)      Memberi label “Dengan Cuka” dan gelas lainnya dengan label“Tanpa Cuka” pada masing-masing gelas kimia kecil. Kemudian menuangkan 10 mL cuka menggunakan genas ukur ke dalam gelas kimia berlabel “Dengan Cuka” dengan menggunakan gelas ukur.
4)      Memasukkan satu butir telur pada masing-masing gelas kemudian menunggu hingga 10 menit.
5)      Mengangkat masing-masing telur dengan menggunakan sendok dan meletakkannya di atas tissue. Membiarkan telur mengering dengan sendirinya tanpa mengeringkannya.
6)      Mengamati warna pada masing-masing telur serta tekstur telur.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.  Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan I, setelah larutan cuka 20% dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi telur hingga tenggelam, muncul gelembung-gelembung gas di sekitar cangkang telur. Telur mengalami perubahan posisi beberapa kali hingga akhirnya telur mengapung. Gelembung yang menyelimuti telur seolah mengikis permukaan kulit telur. Pada menit ke 30 lendir-lendir yang melapisi kulit telur terkelupas. Proses ini merupakan tahapan reaksi pengelupasan cangkang telur yang dilakukan oleh asam cuka.
Semakin lama waktu perendaman, gelembung gas yang muncul bertambah banyak dan menutupi hampir seluruh permukaan gelas kimia. Pada permukaan atas dapat dirasakan panas dari gas yang ditimbulkan. Ini berarti reaksi cuka dan kulit telur menghasilkan karbondioksida. Setelah semua lendir bersih dari telur, kulit telur mulai lunak dan pada menit ke 100 kulit telur retak dan mengelupas. Telur yang direndam di dalam larutan cuka 20% memiliki ukuran yang lebihn besar daripada sebelumnya. Ini terjadi karena adanya tekanan osmotik yang membuat larutan meresap ke dalam telur dan mengubah ukuran telur.
Pada kegiatan kedua, setelah telur itik direndam ke dalam larutan warna ungu selama + 10 menit, warna ungu menempel di permukaan cangkang dengan kepekatan yang berbeda. Pada telur yang direndam di dalam larutan warna ungu dan 10mL cuka, warna ungu terlihat gelap dan lebih pekat. Setelah kulit telur dibuka, tekstur telur menjadi lebih lembut dan telur lebih mudah untuk dibelah. Warna kuning telur lebih cerah dan tekstur kuning telur pun menjadi lebih lembut. Sedangkan telur yang direndam di larutan warna ungu tanpa cuka, warna ungu pada telur lebih cerah dan tipis dibandingkan telur yang direndam dengan larutan warna dan cuka. Teksturnya pun lebih kenyal dan sedikit sulit untuk dibelah. Begitu juga dengan warna kuning telur yang lebih pucat.

4.2.  Pembahasan
Kegiatan I : Reaksi antara Cangkang Telur dan Asam Cuka
1.      Zat kimia apa yang terdapat di dalam cangkang telur?
Jawab : kandungan utama cangkang telur adalah CaCO3, MgCO3, CaSO4 dan bahan organik.
2.      Tulislah rumus kimia zat yang ada di dalam cangkang telur dan rumus kimia asam cuka!
Jawab : kalsium karbonat = CaCO3 ;asam cuka (asam asetat = CH3COOH)
3.      Mengapa cangkang telur terkelupas setelah direaksikan dengan cuka?
Jawab : karena asam cuka dapat mengikat kalsium yang terkandung dalam cangkang telur. Cuka dikategorikan dalam zat asam, berarti cuka memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu komponen utama penyusun kulit telur. Kulit telur sebagian besar terbuat dari kalsium karbonat, dengan menggunakan asam maka kulit ini larut, tidak hanya dengan asam cuka tetapi dengan HCL atau H2SO4 pun ini bisa terjadi.
4.      Mengapa timbul gelembung-gelembung ketika telur direndam dengan larutan cuka?
Jawab : gelembung gas yang muncul ketika reaksi berlangsung merupakan hasil dari reaksi asam cuka dan cangkang telur. Gelembung itu merupakan gas karbondioksida karena setelah dirasakan dengan tangan, pada permukaan gelas kimia terasa hangat.
5.      Zat apakah yang dihasilkan dari reaksi tersebut?
Jawab : zat yang dihasilkan dari reaksi ini adalah kalsium asetat{(CH3COO)2Ca}, karbondioksida(CO2), serta air(H2O).
6.      Tulislah persamaan reaksi antara cangkang telur dan asam cuka menggunakan persamaan reaksi yang setara!
Jawab : CaCO3(s) + 2 CH3COOH(aq)            Ca(CH3COO)2(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Kegiatan II: Pewarnaan pada Cangkang Telur
1.      Manakah di antara telur tersebut yang memiliki warna yang lebih pekat?
Jawab : warna yang lebih pekat adalah telur yang direndam di larutan warna ungu yang ditambahkan 10mL asam cuka.
2.      Berikan alasan mengapa ada warna telur yang lebih pekat?
Jawab : Dalam percobaan ini, pewarna tertarik pada kulit telur karena ada perbedaan muatan listrik antara molekul pewarna dan muatan listrik molekul di luar kulit telur. Cuka (asam asetat) dan air bereaksi dengan lapisan molekul protein yang menutupi permukaan kulit telur sehingga permukaan mejadi bermuatan positif dan menarik molekul-molekul pewarna yang bermuatan negatif. Beberapa molekul masuk dalam sela-sela kulit. Jadi, telur dalam larutan dengan cuka memiliki warna lebih pekat.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan pada kegiatan I dan II dapat disimpulkan :
a)      Cangkang telur mengandung zat kapur (CaCO3) yang akan menjadi lunak dan mengapung  saat bereaksi dengan asam cuka (CH3COOH)
b)      Hasil reaksi cangkang telur dan cuka berupa gelembung gas karbondioksida serta uap air.
c)      Reaksi antara cangkang telur dan asam cuka adalah
CaCO3(s) + 2 CH3COOH(aq)            Ca(CH3COO)2(aq) + CO2(g) + H2O(l)
d)     Cuka memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu komponen utama penyusun kulit telur.
e)      Cuka diperlukan dalam mewarnai telur, karena cuka dan air bereaksi dengan lapisan molekul protein yang menutupi permukaan kulit telur sehingga permukaan mejadi bermuatan positif dan menarik molekul-molekul pewarna yang bermuatan negatif.
f)       Telur yang ditambahkan cuka dalam larutan warnanya berwarna lebih pekat daripada telur yang larutannya tidak diberi cuka.
g)      Telur yang direndam cuka 20% ukurannya lebih besar karena larutan cuka meresap ke dalam telur
h)      Telur yang telah direndam cuka sudah tidak layak untuk dikonsumsi.

5.2.  Saran
Agar reaksi asam cuka dan cangkang telur lebih maksimal dan tidak membutuhkan waktu yang lama, sebaiknya waktu perebusan tidak lebih dari 15 menit dan telur dimasukkan ke dalam air rebusan setelah air tersebut mendidih terlebih dahulu. Waktu memasukkan telur ini berpengaruh pada rata dan tidaknya penyerapan asam asetat. Dalam pemilihan warna pewarna makanan yang digunakan sebaiknya yang bewarna gelap, sehingga bisa dibedakan tingkat kepekatannya setelah direndam ke dalam larutan. Ketelitian dan kesabaran sangat dibutuhkan dalam kegiatan percobaan ini, agar hasilnya lebih maksimal.



DAFTAR PUSTAKA
Answer,Yahoo.“Zat yang Terkandung dalam Cangkang Telur”.8 Maret 2014 http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100613061238AADOiMr
Hanacaraka.“Makalah Ilmiah Biologi-Pengamatan Peristiwa Osmosis”.14 Maret 2014 http://hanacaraka8.wordpress.com/2012/09/05/makalah-ilmiah-biologi-pengamatan-peristiwa-osmosis/
IPA, MGP, SMP KAB JEPARA.“Pewarnaan dan Keawetan Warna”.8 Maret 2014 http://mgmpipajepara2012.blogspot.com/2012/09/bab-20.html
Kimia, Dan Aku.“Laporan Percobaan”.14 Maret 2014 http://kimiamadrasah.guru-indonesia.net/artikel_detail-47760.html
Out,Stressed.“Reaksi Cangkang Telur dengan Asam Cuka”.16 Maret 2014” http://stressed-out-now.blogspot.com/2013/06/reaksi-cangkang-telur-dengan-asam-cuka.html
Palingseru.com.“5 Manfaat Kulit Telur yang Tidak Kamu Ketahui”.15 Maret 2014 http://palingseru.com/23817/5-manfaat-kulit-telur-yang-tidak-kamu-ketahui
Sains,Forum.“Zat Kimia yang Terkandung dalam Cangkang Telur”.16 Maret 2014 http://www.forumsains.com/kesehatan/



No comments:

Post a Comment

SISTEM PERIODIK UNSUR (SPU)

 Sistem periodik adalah suatu tabel berisi identitas unsur-unsur yang dikemas secara berkala dalam bentuk periode dan golongan berdasark...